Batu-batu besar ini menjadi lambang perlindungan bagi manusia yang berbudi luhur juga memberi peringatan bahwa kebaikan kehidupan di akhirat hanya akan dapat dicapai sesuai dengan perbuatan baik selama hidup di dunia. Hal ini sangat tergantung pada kegiatan upacara kematian yang pernah dilakukan untuk menghormati leluhurnya. Oleh karena itu, upacara kematian merupakan manifestasi dari rasa bakti dan hormat seseorang terhadap leluhurnya yang telah meninggal. Sistem kepercayaan masyarakat pra-aksara yang demikian itu telah melahirkan tradisi megalitik (zaman megalitikum = zaman batu besar). Mereka mendirikan bangunan batu-batu besar seperti menhir, dolmen, punden berundak, dan sarkofagus. Pada zaman praaksara, seorang dapat dilihat kedudukan sosialnya dari cara penguburannya. Bentuk dan bahan wadah kubur dapat digunakan sebagai petunjuk status sosial seseorang. Penguburan dengan sarkofagusmisalnya, memerlukan jumlahtenaga kerja yang lebihbanyak dibandingkan denganpenguburan tanpa wadah.Dengan kata lain, pengelolaantenaga kerja juga seringdigunakan sebagai indikatorstratifikasi sosial seseorangdalam masyarakat.
Sistem kepercayaan dan tradisi batu besar seperti dijelaskan di atas, telah mendorong berkembangnya kepercayaan animisme. Kepercayaan animisme merupakan sebuah sistem kepercayaan yang memuja roh nenek moyang. Di samping animisme, muncul juga kepercayaan dinamisme. Menurut kepercayaan dinamisme ada benda-benda tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib, sehingga benda itu sangat dihormati dan dikeramatkan. Seiring dengan perkembangan pelayaran, masyarakat zamapra-aksara akhir juga mulai mengenal sedekah laut. Sudah barangtentu kegiatan upacara ini lebih banyak dikembangkan di kalanganpara nelayan. Bentuknya mungkin semacam selamatan apabilaingin berlayar jauh, atau mungkin saat memulai pembuatan perahu.Sistem kepercayaan nenek moyang kita ini sampai sekarang masihdapat kita temui dibeberapa daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar