Organisasi Laboratorium
Untuk mendapatkan suatu laboratorium pengujian yang efisien dan efektif sesuai dengan GLP diperlukan suatu organisasi dan manajemen dengan uraian yang jelas mengenai susunan, fungsi, tugas dan tanggung jawab serta wewenang bagi para pelaksananya. Struktur organisasi laboratorium harus menunjukan garis kewenangan, ruang lingkup tanggung jawab, uraian kerja serta hubungan timbal balik pekerjaan yang dapat mempengaruhi mutu pengujian. Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan tujuan utama laboratorium dengan mempertimbangkan ruang lingkup, jenis atau komoditi, serta beban kegiatan pengujian. Hal ini menyebabkan organisasi pada setiap laboratorium pengujian tidak akan sama.
Manajer atau pimpinan laboratorium mengambil seluruh tanggung jawab dalam laboratorium yang berfungsi sebagai pengambil keputusan tentang kebijakan ataupun sumber daya yang ada di laboratorium. Labortorium harus menunjuk salah satu personelnya sebagai manajer mutu yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk meyakinkan bahwa sistem manajemen mutu diterapkan dan diikuti sepanjang waktu. Manajer mutu tersebut harus dapat berhubungan langsung dengan manajer tertinggi laboratorium. Di samping itu, laboratorium harus mempunyai manajer teknis yang mempunyai tanggung jawab atas seluruh operasional teknis serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa operasional laboratorium telah memenuhi persyaratan mutu.
Tenaga Kerja (Personel)
Penempatan personel dalam organisasi laboratorium harus disesuaikan dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat. Laboratorium harus memiliki ketentuan untuk menjamin agar seluruh personelnya bebas dari pengaruh komersial baik secara internal maupun eksternal, pengaruh keuangan serta tekanan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu kerjanya. Laboratorium harus didukung oleh personel yang mempunyai tanggung jawab terhadap penerapan sistem manajemen mutu dan personel teknis dalam kegiatan operasional laboratorium.
Personel tersebut harus mempunyai wewenang dan uraian kerja yang jelas serta harus ditunjang dengan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan tugasnya. Untuk mendapatkan personel yang qualified, manajemen laboratorium harus merumuskan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan personel laboratorium. Program pelatihan harus relevan dengan tugas sekarang dan tugas masa depan yang diantisipasi oleh laboratorium. Harus ada catatan atau data tentang kualifikasi, pengalaman dan latihan yang dipunyai oleh setiap personel. Pada dasarnya, program pelatihan berguna bagi personel yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan atau mereka yang masih membutuhkan peningkatan keahlian. Karena itu, langkah pertama adalah melakukan analisis kebutuhan pelatihan bagi seluruh personel laboratorium.Secara umum jenis pelatihan meliputi :
Internal Training, yang terdiri dari :
- on the job training untuk personel baru,merupakan pembekalan yang dilakukan dalam bentuk pengarahan oleh personel senior yang berwenang terhadap personel baru sebelum mendapat tugas dan tanggung jawab.
- in house training untuk seluruh atau sebagian personel lama, didasarkan atas kebutuhan dan antisipasi terhadap lingkup pekerjaan laboratorium yang dirasakan perlu bagi mayoritas personel.
External training, dilaksanakan di luar laboratorium atas undangan dari pihak luar dalam suatu program pelatihan. Training tersebut biasanya diikuti oleh personel yang kompeten sehingga dapat memberikan pengetahuan yang didapat kepada personel lain. Pelatihan jenis ini dikenal dengan istilah training of trainer. Apapun jenis pelatihan yang telah dilakukan, personel laboratorium harus membuat laporan dan bila memungkinkan melakukan presentasi serta dievaluasi oleh personel lain yang berwenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar