Tari Buai-Buai yang merupakan tari tradisional yang terdapat di daerah Pauh Sembilan Lapau Munggu Kecamatan Kuranji, Tari ini menggambarkan seorang ibu yang sedang meninabobokan anaknya. Harfiahnya tari Buai-Buai ini menceritakan atau melambangkan tentang proses pemberian nasehat seorang ibu kepada anaknya yang sedang tumbuh dewasa yang nantinya akan menghadapi proses regenerasi. Tari Buai-Buai ini diperagakan pada waktu upacara adat atau upacara Batagak Penghulu. Upacara tersebut menceritakan tentang proses pergantian atau regenerasi dari yang tua ke yang muda. Kalau dilihat munculnya Tari Buai-Buai pada saat upacara Batagak Penghulu ada kaitannya dan ada hubungannya dengan proses pergantian atau regenersi untuk masa yang akan datang. Tujuannya adalah pemberian nasihat kepada anak yang dibuai-buai oleh ibunya.
Tari Buai-Buai kalau dilihat dari bentuk penyajiannya sangat sederhana, bentuk geraknya juga kelihatan sederhana sekali, dimainkan oleh dua orang penari atau lebih yang sedang meninabobokan anaknya sambil bersenandung. Bentuk geraknya berasal dari silat yang berkembang di Daerah Pauh, yang terkenal dengan silat Pauh. Tari ini disajikan pada waktu upacara Batagak Penghulu saja. Akhir-akhir ini keberadaan tari Buai-Buai sangat memprihatinkan karena tarian ini sudah mulai punah. Hal ini diakibatkan karena kehidupan masyarakat yang semakin berkembang dan mengalami perubahan. Perkembangan pikiran dan pandangan masyarakat yang mengalami perubahan telah mempengaruhi eksistentsi tari Buai-Buai tersebut. Keberadaan tari Buai-Buai berasal dari masyarakat dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat, serta milik masyarakat yang mengungkapkan tata kehidupan masyarakat Pauh Sembilan. Semakin berkembang pikiran dan pandangan masyarakat terhadap kehidupannya, tatanan sosialnya, maka lama-kelamaan tingkat kepedulian masyarakat terhadap eksistensi tari Buai-Buai tersebut bisa punah, yang pada akhirnya hilang.
Begitu juga kalau dilihat dari segi fungsinya, semakin berkembang pikiran masyarakat, maka berubah pula tatanan kehidupan masyarakatnya, otomatis tari Buai-Buai juga mengalami perubahan. Pada awalnya makna yang terkandung di dalamnya sangat kental dengan nilai-nilai budaya yang ada di daerah itu,tetapi saat ini sebagian masyarakat kurang mempedulikannya lagi, bahkan makna tersebut cenderung hilang dari penampilannya, yang pada akhirnya hanya sekedar seremonial saja. Begitu juga kalau dilihat dari bentuk penyajiannya semula mengutamakan sifat sakral dan religius, dan sangat komunikatif dengan orang yang menontonnya, tetapi saat ini terkesan dihilangkan.
Begitu juga kalau dilihat dari segi fungsinya, semakin berkembang pikiran masyarakat, maka berubah pula tatanan kehidupan masyarakatnya, otomatis tari Buai-Buai juga mengalami perubahan. Pada awalnya makna yang terkandung di dalamnya sangat kental dengan nilai-nilai budaya yang ada di daerah itu,tetapi saat ini sebagian masyarakat kurang mempedulikannya lagi, bahkan makna tersebut cenderung hilang dari penampilannya, yang pada akhirnya hanya sekedar seremonial saja. Begitu juga kalau dilihat dari bentuk penyajiannya semula mengutamakan sifat sakral dan religius, dan sangat komunikatif dengan orang yang menontonnya, tetapi saat ini terkesan dihilangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar